Beranda | Artikel
Tafsir Ali Imran Ayat 33-34 - Orang-Orang Pilihan
Selasa, 30 November 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Tafsir Ali Imran Ayat 33-34 – Orang-Orang Pilihan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Ayat-Ayat Ahkam. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Kamis, 20 Rabi’ul Akhir 1443 H / 25 November 2021 M.

Tafsir Ali Imran Ayat 33-34 – Orang-Orang Pilihan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ‎﴿٣٣﴾‏ ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ‎﴿٣٤﴾

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran diatas seluruh alam, (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya merupakan keturunan dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Ali-Imran[3]: 32)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahullahu Ta’ala menyebutkan faedah dua ayat ini. Yaitu:

Pertama, penjelasan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran di atas makhlukNya yang lain.

Kedua, Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih dari makhlukNya siapa yang Allah kehendaki dan apa yang Allah kehendaki. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan Rabbmu mencipta apa yang Dia kehendaki dan Dia memilih dari ciptaanNya tersebut. Mereka tidak memiliki pilihan. Maha Suci Allah serta Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Al-Qasas[28]: 68)

Ketiga, makhluk Allah tidak satu derajat dalam amalan, sifat, rezeki, juga dalam perorangan individu. Allah mengangkat sebagian mereka di atas sebagian yang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami-lah yang membagi maisyah mereka dalam kehidupan dunia di antara mereka. Dan Kami angkat sebagian mereka diatas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dengan sebagian yang lain saling mengambil manfaat. Dan rahmat Rabbmu itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Az-Zukhruf[44]: 32)

Keempat, sebagian ulama mengatakan dengan ayat ini bahwa orang-orang shalih dari kalangan manusia lebih utama dari malaikat. Mereka juga berdalil dengan beberapa dalil, di antaranya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam.

Tapi menurut Syaikh, bahwa pembahasan ini kurang berfaedah. Faedahnya apa kalau kita katakan bahwa Fulan lebih afdhal dari Malaikat Jibril? Apa faedahnya kalau kita katakan orang-orang shalih dari kalangan Bani Adam lebih utama dari malaikat atau malaikat lebih utama dari orang-orang shalih?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengkompromikan dua pendapat ini. Beliau berkata bahwa malaikat lebih utama dari manusia diawalnya. Adapun manusia yang shalih lebih utama dari malaikat diakhirnya. Hal ini bisa terjadi karena cahaya lebih utama dari tanah. Malaikat diciptakan dari cahaya, berbeda dengan tanah. Adapun diakhirnya surga itu diperuntukan untuk orang-orang shalih dari anak keturunan Adam dan juga untuk jin.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan bahwa malaikat masuk kepada penduduk surga dari setiap pintu dengan mengucapkan:

سَلَامٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ…

“Keselamatan/kesejahteraan atas kalian karena kesabaran kalian…” (QS. Ar-Ra’d[13]: 24)

Walaupun demikian saya berpendapat kalau kita tidak membicarakan hal ini lebih layak.

Kelima, ini penjelasan bahwa manusia itu satu jenis, sebagiannya adalah keturunan yang lain.

Keenam, ayat ini membantah orang yang mengklaim bahwa manusia itu muncul dari hasil evolusi. Misalnya seseorang mengatakan bahwa awalnya dari monyet sampai ke manusia. Maka pantas bahwa orang yang mengklaim demikian kita katakan dia turunan monyet. Karena dia ridha menyatakan bahwa asalnya adalah monyet. Orang yang mengklaim demikian keluar dari Islam, telah kufur terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adapun kita berkata bahwa asal kita adalah Nabi Adam ‘Alaihis Salam yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan dengan tanganNya dari tanah. Ia merupakan jenis tersendiri, bukan hasil dari evolusi.

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari Download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian Tafsir Ali Imran Ayat 33-34 – Orang-Orang Pilihan


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51113-tafsir-ali-imran-ayat-33-34-orang-orang-pilihan/